Pengaruh geopolitik Rusia atas Eropa ditunjukkan dengan ketergantungan Eropa pada gas alamnya. Dengan kondisi seperti ini, jelas di satu sisi akan melindungi Rusia dari sanksi ekstrem dan serangan besar-besaran dari imperialisme AS-NATO. Di sisi yang lain, ini membuat AS akan berupaya dan mencoba merampas pengaruh geopolitik Rusia dengan mengekspor gas alam ke Eropa.
Sanksi ekstrim dan penyerangan langsung terhadap Rusia hanya dapat terjadi jika AS memiliki kerja sama penuh dengan negara-negara Eropa. Tetapi AS tidak dapat memiliki kerja sama penuh tersebut, selama Eropa bergantung pada gas alam Rusia untuk memenuhi berbagai hal penting. Baik memenuhi kebutuhan warganya, maupun pemenuhan kebutuhan industri.
Gas alam Rusia tidak hanya memberi Eropa listrik dan panas. Lebih dari itu, secara tidak langsung membantu kekuatan produktif di Eropa untuk menghasilkan barang-barang material bagi masyarakat Eropa. Selama ini tetap terjadi, maka negara-negara NATO di Eropa tidak dapat sepenuhnya membantu serangan AS terhadap Rusia.
Terus mau gimane? Selama lebih dari satu dekade, lembaga think tanks di AS, soal strategi kebijakan luar negeri, telah mendiskusikan dan menyusun berbagai cara untuk mengakhiri ketergantungan Eropa pada gas alam Rusia. Dan diskusi ini menjadi jauh lebih intensif sejak penggabungan Rusia atas Krimea pada tahun 2014.
Selama dalam masa penyusunan strategi ini, perusahaan minyak barat seperti Shell telah menguasai seni memproduksi Liquified Natural Gas (LNG). Sehingga Kartel Minyak Barat, yang selama ini dilayani oleh AS, dapat menggunakan modal baru mereka untuk mengekspor LNG ke Eropa.
Penting untuk kembali diingat, bahwa menurut teori Imperialisme Lenin kita hidup di tahap tertinggi dari kapitalisme. Yakni imperialisme, dimana kartel monopoli, yang dimiliki dan dikuasai oleh oligarki pemegang saham keuangan, mengekspor modal ke seluruh dunia semata-mata untuk mengumpulkan lebih banyak modal dari tenaga kerja kita.
Di bawah sistem imperialisme, kartel monopoli, yang dimiliki oleh pemegang saham swasta yang kuat, yang istilah Lenin disebut sebagai “Oligarchy Finansial”. Oligarchy Finansial ini lah yang mendominasi seluruh ekonomi global. Mereka melakukan akumulasi, kosentrasi, dan sentralisali begitu banyak modal, termasuk tenaga produktif dan sumber daya alam, di seluruh negara-negara di dunia.
Akumulasi modal, kosentrasi modal, dan sentralisali modal global ini memberikan kekuatan kepada oligarchy Finansial dan kartel-kartel monopolinya untuk mengekspor modal, termasuk modal utang. Sehingga negara-negara yang secara ekonomi subordinat, terutama negara-negara berkembang, mengakumulasi modal sebanyak mungkin.
Dalam persoalan ini, dapat dicermati, bahwa perusahaan minyak besar adalah kartel monopoli yang dimiliki oleh lembaga pemegang saham swasta seperti Black Rock, Vanguard, State Streets, Fidelity, JP Morgan, dan sebagainya, yang semuanya merupakan institusi oligarchy finansial.
Institusi oligarchy finansial yang memiliki perusahaan minyak serta bisnis kontraktor pertahanan (misalnya Raytheon, Lockheed, dan sebagainya) merupakan institusi yang mengendalikan pemerintah AS. Termasuk semua lembaga negara, seperti: Kongres, Mahkamah Agung, dan Cabang Eksekutif.
Guna mengatasi penurunan tingkat keuntungan, maka oligarchy finansial ini perlu menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin. Salah satu cara yang dapat mereka lakukan adalah dengan merebut pasar gas Eropa dari Rusia. Sekaligus dengan membuat Eropa bergantung pada gas mereka dibandingkan dengan gas Rusia.
Oligarchy finansial dari perusahaan minyak sendiri telah berhasil menyempurnakan proses pembuatan LNG. Sehingga mereka dapat mengekspor LNG ke Eropa guna mengurangi ketergantungannya pada gas alam Rusia. Dengan demikian, ini secara substansial menghilangkan pengaruh Rusia dan serta merta juga meningkatkan keuntungan finansial mereka.
Ketika oligarchy finansial berhasil mencabut pengaruh geopolitik Rusia dari Eropa, maka imperialis AS lah yang menggantikan dan dibutuhkan untuk melindungi Eropa. Dengan demikian oligarchy finansial selangkah lebih dekat untuk menggulingkan Putin. Ketika kekuasaan Putin berhasil didongkel, maka mereka dapat menggantikannya dengan komprador boneka seperti Gorbachev atau Yeltsin dengan type baru atau versi terbaru, yang akan lebih baik melayani kepentingan mereka.
Ekonomi Rusia memiliki sektor publik yang cukup besar, sehingga banyak orang di Rusia bergantung pada stabilitas ekonomi dan sosial. Hal ini tentunya sangatlah menggiurkan bagi oligarchy finansial dunia. Mereka dapat memaksimalkan akumulasi modal, kosentrasi modal, dan sentralisali modal dengan melakukan privatisasi sektor publik dalam perekonomian di masing-masing negara bagian Rusia.
Privatisasi bagi oligarchy finansial, tak lebih dari sekedar menyingkirkan rakyat dari sumber mata pencaharian utama mereka. Tujuan akhir akhir di sini, untuk menjarah ekonomi Rusia sekali lagi. Caranya? Melakukan privatisasi besar-besaran demi memaksimal kan akumulasi modal, kosentrasi modal, dan sentralisali modal dengan tingkat percepatan yang tinggi.
Ekspor LNG AS ke Eropa jangan dimaknai hanya sekedar menghilangkan pengaruh geopolitik Rusia, dan secara ekonomi menempatkan Eropa di bawah imperialis AS. Lebih dari itu, ini akan memberi imperialis AS kendali penuh atas negara-negara NATO untuk tujuan imperialisnya sendiri. Yakni kepentingan oligarchy finansial. Jadi kepentingan AS dalam rangka penguasaan hegemoni dan dominasi ekspor LNG ke Eropa ini tidak dapat dilebih-lebihkan demi atas nama kepentingan demokrasi, hak asasi manusia dan lainnya.
Oligarchy finansial yang sama, yang memiliki perusahaan minyak, juga merupakan pemilik dari suatu kompleks industri militer. Mereka memiliki Raytheon, Lockheed, Boeing, dan lainnya. Jadi, mereka secara serta merta menggunakan perang ini juga untuk meningkatkan penjualan senjata dan teknologi militer, tidak hanya ke Ukraina, tetapi juga negara-negara NATO.
Ketika negara-negara NATO menjadi tergantung secara ekonomi, senjata dan teknologi militer yang diproduksi oleh Raytheon, Lockheed, General Dynamics, Northrop Grumman, dan lainnya, maka otomatis ini menghasilkan keuntungan besar bagi oligarchy finansial, serta meningkatkan hubungan antara negara-negara NATO dan AS.
Berkaca pada kebijakan Glasnot dan Perestroika yang diterapkan oleh Gorbachev, yang dijuluki sebagai The Pizza Man, sebagai tangan kanan Imperialis AS, oligarchy finansial pernah besar-besaran merampok kekayaan Uni Soviet, yang mengakibatkan Uni Soviet collapse dan akhirnya bubar. Maka, perang di Ukraina ini tak lebih dari “Glasnot dan Perestroika” type baru. Dengan artian, benar-benar merupakan peluang sangat besar bagi oligarchy finansial dan instrumen utama mereka, Imperialis AS, guna memajukan dominasi ekonomi dan politik mereka atas Eropa. Tegasnya untuk memajukan tujuan mereka melakukan perampokan secara besar-besaran. Atau dengan bahasa yang lebih sopan melakukan akumulasi modal, kosentrasi modal, dan sentralisali modal sebanyak mungkin dengan percepatan maksimal
▪️JS