• Call: +62
  • E-mail: sahita.institute@hints.id
Sahita Institure
  • Home
  • About Us
  • Campaign
    • Trade Justice
    • Digital Justice
    • Energy Transtition
  • Collective Idea
    • Visual Movement
    • Article
  • News
  • Publication
No Result
View All Result
Sahita Institute
No Result
View All Result

Ini Syaratnya Jika Prabowo Subianto Serius Lakukan Hilirisasi

December 23, 2024
in News
Home Collective Idea News
Share on FacebookShare on Twitter

Fauzan Luthsa – Rabu, 23 Oktober 2024

STRATEGI.ID – Fokus kerja Prabowo Subianto yang tercermin dalam pidatonya mendapat sorotan.

Dalam pidatonya Prabowo Subianto menyebut sejumlah agenda yang menjadi perhatiannya.

Pada berbagai kesempatan, Prabowo Subianto selalu menekankan pentingnya pelaksanaan hal-hal tersebut.

Yakni hilirisasi sumber daya alam, swasembada pangan dan energi, dan digitalisasi di agenda pemberantasan korupsi.

Menurut Direktur Sahita Institute (Hints) Olisias Gultom, komitmen pemberantasan korupsi adalah kunci merealisasikan agenda hilirisasi sumber daya alam untuk kemakmuran rakyat.

“Ketegasan pemberantasan korupsi, memastikan kabinet gemuk ini dapat bersinergi serta mengatasi ego dan tradisi birokrasi rente adalah sebuah keharusan,“ ujar pria yang akrab disapa Olis ini, Rabu (11/10). Terkait hal tersebut, Sahita Institute memiliki beberapa catatan kritis khususnya mengenai agenda pembangunan ekonomi melalui hilirisasi industri sumber daya alam serta digitalisasi.

Olis menuturkan klaim pemerintah atas agenda hilirisasi sumber daya alam telah menghasilkan model pembangunan ekonomi yang cenderung disetir. Dan juga lebih menguntungkan kepentingan oligarki dengan dukungan birokrat berwatak pengusaha dan berpotensi memperkuat praktek perburuan rente.

“Pidato presiden dapat diartikulasikan bahwa pengelolaan sda adalah bagian dari kepemilikan rakyat secara kolektif. Namun pengelolaan oleh BUMN membuat hal tersebut jauh panggang dari api.“ Ditambahkannya pelaksanaan agenda pembangunan hilirisasi skema tersebut telah melanggar konstitusi.

Olisias berpendapat prioritas agenda seharusnya mereorganisasi BUMN agar agenda hilirisasi sda dapat dinikmati secara adil dan merata bagi kemakmuran rakyat.

Ia menambahkan agenda digitalisasi harus difokuskan pada pengaturan dan kontrol terhadap source code.

“Perlindungan yang berlebih terhadap source code atas nama kerahasiaan dagang dan hak cipta, hanya akan melahirkan sistem digital yang berpotensi merugikan masyarakat baik.“ Menurutnya Indonesia belum memiliki aturan yang tegas mengenai transparansi atas algoritma.

Dan liberalisasi aliran data lintas batas baik di perjanjian perdagangan bebas, WTO, dan G20 cenderung lebih melindungi kepentingan perusahaan teknologi multinasional dalam mendulang profit.

“Jika serius dan menjadi kunci pemberantasan korupsi, maka seharusnya presiden melakukan agenda prioritas terkait kontrol terhadap sistem digital. Libatkan perwakilan masyarakat serta atur pemanfaatan digital khususnya dalam mengantisipasi perkembangan Kecerdasan Buatan,“ pungkasnya. ***

Source : https://www.strategi.id/merah-putih/10413800275/ini-syaratnya-jika-prabowo-subianto-serius-lakukan-hilirisasi?page=2

Previous Post

KNMKI Desak Prabowo-Gibran: Jangan Korbankan Masyarakat demi Nikel

Next Post

Gugat Permendikbud yang Jadi Dasar Kenaikan UKT, Mahasiswa Patungan Bayar Biaya Registrasi ke MA

Editorial

Editorial

Discussion about this post

Follow Us

  • WTO (Word Trade Organization) adalah sebuah organisasi internasional yang mengatur perdagangan internasional. Tujuan utama WTO adalah untuk membuka perdagangan antarnegara dengan mengurangi atau menghilangkan hambatan tarif dan non-tarif. Keputusan di WTO diambil melalui konsensus atau kesepakatan bersama dari seluruh negara anggota.

Amerika Serikat dahulu adalah pelopor utama lahirnya sistem perdagangan multilateral berbasis aturan melalui WTO. Namun kini, justru AS yang kerap bertindak sepihak, melemahkan institusi yang dahulu ia perjuangkan. Dari penarikan diri terhadap kewajiban multilateral hingga memblokir fungsi Badan Banding WTO, serta yang terkini melakukan kebijakan perang tarif impor dengan “sesuka hatinya” terhadap negara lain yang juga sesama negara anggota WTO.

Lalu apa fungsi dari WTO saat ini?? Mengapa tidak dibubarkan saja sekalian??

#endwto
  • Perang tarif/dagang antar negara yang dipicu oleh kebijakan Presiden Amerika Serikat yakni Donald Trump telah mengakibatkan berbagai dampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap rakyat.

Dalam berbagai rilis berita, mulai banyak terjadi PHK yang dilakukan oleh pabrik garmen dengan alasan efisiensi dan penurunan ekspor akibat dinaikkannya tarif impor oleh Amerika Serikat. Belum lagi dampak lainnya yang akan terus terjadi dan meluas di sektor lainnya.

Lagi-lagi masyarakat lah yang akan terkena dampak langsung akibat kebijakan perang dagang antar negara. Diperlukan solidaritas sesama masyarakat yang kuat untuk menghadapi berbagai ancaman yang akan terjadi kedepan.
  • Hingga saat ini semenjak diterbitkannya Putusan Mahkamah Konstitusi akhir Oktober 2024, belum tampak rencana dan proses pembahasan UU Ketenagakerjaan yang baru sesuai dengan amanat Putusan Mahkamah Konstitusi (MK).

Padahal UU Ketenagakerjaan baru sangat penting untuk mengisi kekosongan hukum dan memastikan hak buruh dapat segera terpenuhi dengan perlindungan dan kepastian hukum.

Proses pembuatan UU Ketenagakerjaan baru juga harus melibatkan berbagai pihak terutama serikat buruh agar dapat memastikan bahwa UU Ketenagakerjaan baru benar-benar melindungi buruh bukan sekedar pengganti UU lama namun isinya tetap merugikan buruh.

Dan mengawal proses pembuatan UU Ketenagakerjaan baru ini merupakan tugas bersama kita.
  • Digital Trade Justice Training: Building Cross-Sectoral Understanding and Action in South East Asia, May 5-7 2025, Bogor – Indonesia.

Several countries in South-East Asia are actively engaged in free trade negotiations that include binding digital trade chapters—such as the Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), the Indo-Pacific Economic Framework for Prosperity (IPEF), and bilateral agreements with the EU and other developed economies. 

The resulting digital provisions risk further restricting national policy space and deepening digital dependency, with little regard for local development needs, worker protections, or democratic oversight. From the marginalization of informal workers by platform monopolies to the erosion of policy space for public digital innovation, the digital trade regime is exacerbating existing inequalities. Yet these issues remain obscure and technical, often excluding civil society and trade unions from meaningful participation.

Purpose of the Workshop aims to build the capacity of civil society organisations and trade unions in South-East Asia to critically engage with digital trade rules. By unpacking how these rules are crafted and who they benefit, we seek to deepen collective understanding and develop a shared political economy analysis of this issue. The goal is to foster resistance strategies that centre worker rights, economic justice, and digital sovereignty.
  • Sebagai informasi, perundingan IEU CEPA telah berlangsung sejak 2016 dan telah melalui 19 putaran. Perjanjian ini bersifat komprehensif, mencakup isu-isu strategis seperti perdagangan barang dan jasa, investasi, pengadaan publik, harmonisasi regulasi, serta kerja sama pembangunan kapasitas.

Pemerintah dan Uni Eropa menargetkan proses negosiasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) rampung pada Semester I 2025 seperti dilansir dalam beberapa portal berita.

Sementara itu berbagai kritik telah dilancarkan dalam perundingan yang tertutup tersebut. Sangat dikhawatirkan bahwa Perjanjian IEU CEPA justru akan membawa dampak buruk bagi masyarakat Indonesia.
  • May Day... May Day...

Selamat Hari Buruh Internasional.

Hanya dengan membangun solidaritas dan perjuangan kelas yang mampu mewujudkan perdamaian dunia.

Dunia yang adil tanpa eksploitasi dan penindasan
  • Dalam retorika dan pidato-pidato mengenai Nasionalisme yang sering dilontarkan Presiden Prabowo, praktek yang terjadi justru bertolak belakang. 

Seperti yang ramai belakangan ini, rencana penghapusan kuota impor dan revisi TKDN juatru akan melemahkan kedaulatan dan ketahanan industri kita. 

Nasionalis kok justru membuka keran impor seluas-luasnya Mr. President??
  • Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H.

Di hari yang Fitri ini mari kita kembali menyucikan diri dan hati kita, murnikan kembali sikap dan sifat kita, serta niatkan semua tindakan kita kedepan untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama.

Sahita Institute memohon maaf lahir dan batin apabila selama ini ada kesalahan dan kekhilafan dalam berjuang bersama.

© 2022 - Sahita Institute

  • Facebook
  • Twitter
  • Instagram
No Result
View All Result
  • Home
  • About Us
  • Campaign
    • Trade Justice
    • Digital Justice
    • Energy Transtition
  • Collective Idea
    • Visual Movement
    • Article
  • News
  • Publication

© 2022 Sahita Institute